Jemmy Kamasi Sindir Polda Sulut 'Kasusnya Berat, Tapi Pelakunya Ringan di Mata Hukum?'

Foto kiri: Ko' Simon saat memenuhi undangan pemeriksaan Polda Sulut. Foto kanan suasana ricuh saat PN Manado lakukan sutabeksekusi Corner52 beberapa waktu lalu.

MANADO — Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat Wangun Um’Banua Minahasa, Jemmy Kamasi, melontarkan sindiran tajam terhadap kinerja Polda Sulawesi Utara. 

Ia menyatakan rasa kecewa sekaligus ketidakpercayaan terhadap penanganan kasus penganiayaan terhadap aparat Pengadilan Negeri (PN) Manado yang dilakukan saat proses sita eksekusi beberapa waktu lalu.

Menurut Jemmy, masyarakat kini disuguhi tontonan penegakan hukum yang tak seimbang. Ia menilai Polda Sulut seakan 'berhati-hati luar biasa' jika berhadapan dengan pihak-pihak tertentu, padahal ancaman hukuman dalam perkara itu jelas di atas tujuh tahun penjara.

“Kalau rakyat kecil yang dituduh, baru laporan masuk langsung dijemput. Tapi kalau yang dilapor orang kuat, laporan bisa jadi bahan pajangan. Padahal kasus ini sudah terang benderang, tapi entah kenapa penahanan belum juga dilakukan,” sindir Jemmy.

Ia menegaskan, hal ini bisa menjadi preseden buruk bahwa masyarakat Sulawesi Utara mulai kehilangan kepercayaan terhadap semboyan Presisi Polri yang selama ini dijunjung tinggi. 

Menurutnya, penegakan hukum yang seharusnya menjadi benteng keadilan kini tampak lebih seperti pagar hias yang terlihat indah dari jauh, tapi rapuh saat disentuh.

“Apakah masih pantas Polda Sulut disebut sebagai benteng terakhir penegakan hukum kalau kasus sejelas ini saja dibiarkan tanpa ketegasan?” ujarnya.

Meski menyampaikan kritik keras, Jemmy tetap mengajak aparat kepolisian untuk membuktikan integritasnya dengan langkah nyata, segera melakukan penahanan terhadap para terlapor, termasuk Ko Simon Cs, agar publik tidak semakin apatis.

“Kami bukan musuh polisi, tapi jangan buat rakyat merasa hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas,” tutupnya dengan nada kecewa.(red/ayi)